Berniat Konfirmasi ke Kontraktor Proyek, Tiga Wartawan Belitung Kena 'Prank' Hantu

27 April 2024, 12:06 WIB
Empat wartawan Belitung tengah 'ngopi' di Kongjie Araya, Tanjungpandan, Jujmat 26 April 2024. /Indeksbabel

INDEKSBABEL, BELITUNG - Gencarnya para jurnalis media elektronik maupun cetak mengungkap kasus pada proyek-proyek yang menggunakan APBD maupun APBN, mengharuskan para 'kuli tinta' ini melakukan konfirmasi ke beberapa pihak terkait.

Hal ini perlu dilakukan agar berita yang dipublikasikan memenuhi standar minimal dari sebuah berita yakni menyajikan fakta baik empiris maupun opini yang objektif, berimbang, lengkap, akurat dengan mengedepankan kode etik jurnalistik.

Namun tidak hanya narasumber primer yang enggan untuk melayani pertanyaan wartawan, bahkan hantupun ikut-ikutan 'ngeprank' jurnalis saat melakukan konfirmasi.

Hal ini terjadi pada tiga wartawan Belitung saat melakukan konfirmasi kepada narasumber via telepon seluler pada Kamis 25 April 2024 malam.

Tiga wartawan yakni Herlambang, Marsidik serta Manurung ini menemukan fakta bahwa proyek talud pinggir pantai di Kecamatan Badau itu diduga tidak sesuai spesikasi yang telah ditetapkan.

Dalam pengerjaannya, pihak kontraktor diduga melakukan praktik kotor yang menyebabkan kualitas proyek rendah sehingga berpotensi merugikan negara ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Beberapa hal yang menjadi perhatian tiga wartawan ini seperti lantai kerja yang coran seharusnya setebal 30 cm, namun diduga cuma pinggirnya aja yang tebal, sedangkan bagian tengah ketebalannya cuma 10 cm.

Selain itu mereka juga menyoroti penggunaan besi pada pembuatan gorong gorong, isian bus diduga diisi pasir saja dan ditutup semen, dan ditemukan informasi proyek ini diduga menggunakan semen yang kualitasnya tidak sesuai untuk proyek yang dibangun di laut.

Pada Kamis 25 April 2024 malam, ketiga wartawan ini berkumpul di warung kopi di Jalan Sriwijaya, Tanjungpandan berseberangan dengan kantor Pertanahan Kabupaten Belitung.

Setelah berdiskusi membahas proyek ini, ketiganya sepakat untuk melakukan konfirmasi ke pihak kontraktor yang mengerjakan proyek.

Usut punya usut, akhirnya mereka mendapatkan nomor telepon wakil direktur kontraktor yang dimaksud. Sekitar pukul 22.00 WIB malam, Marsidik mulai menghubungi narasumber itu menggunakan ponselnya.

Beberapa saat kemudian, suara seorang perempuan yang pelan dan agak berat menjawab panggilan telepon Marsidik.

Menggunakan ponsel yang diatur dengan mode speaker ini, Marsidik mulai membuka percakapan.

"Ada bapaknya dek?" tanya Marsidik.

"Gak ada," jawab perempuan dibalik ponsel.

"Ini siapanya ya?" tanya Marsidik penasaran.

"Bapaknya sudah meninggal," jawab perempuan itu lagi.

"Haah...?" kata Marsidik lagi.

"Sudah meninggal...," ulang perempuan tersebut.

"Ini siapa ni...?" tanya Marsidik penasaran.

"Ini hantu... hi hi hi hi...," jawab perempuan itu.

"Jangan main-main dek, dak boleh begitu..," kata Manurung mulai nimbrung.

"Ini siapa sih...?" tanya Marsidik mulai panas.

Namun telepon itu sudah terputus, sehingga pertanyaan teralhir Marsidik tidak mendapat jawaban.

Kepada Indeksbabel, Jumat Manurung mengaku nomor telepon yang dihubungi saat itu bukan nomor sebenarnya milik narasumber yang hendak dikonfrmasi.

"Ada satu angka yang salah itu, jadi bukan nomor natasumber sebenarnya. Malam Jumat lagi, sempat merinnding aku," kata Manurung. (indenksbabel/tedja pramana)

Editor: Marcus Crisinus Tedja Pramana

Sumber: Indeksbabel

Tags

Terkini

Terpopuler