KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai dalam Aksi Boikot Produk Pro Israel

- 30 April 2024, 15:29 WIB
Solidaritas dengan Palestina: KFC Malaysia menutup lebih dari 100 gerai dalam aksi boikot produk pro-Israel, merespons kondisi ekonomi sulit.
Solidaritas dengan Palestina: KFC Malaysia menutup lebih dari 100 gerai dalam aksi boikot produk pro-Israel, merespons kondisi ekonomi sulit. /Alfareza/Indeksbabel

INDEKSBABEL.COM - KFC Malaysia telah mengambil langkah drastis dengan menutup sementara lebih dari 100 gerai di negara tersebut sebagai bagian dari aksi boikot terhadap produk yang diduga mendukung agresi Israel ke Palestina.

Keputusan ini memunculkan reaksi di tengah kondisi ekonomi yang sulit dan menimbulkan dampak signifikan, terutama di wilayah seperti Kelantan di Malaysia.

Menurut laporan dari Harian Tiongkok Nanyang Siau Pau, sebanyak 108 gerai restoran cepat saji asal Amerika Serikat tersebut telah berhenti beroperasi, dengan sebagian besar terletak di negara bagian Kelantan.

QSR Brands (M) Holdings Bhd, yang merupakan induk perusahaan KFC dan Pizza Hut di Malaysia, menyatakan bahwa penutupan gerai ini merupakan respons terhadap kondisi ekonomi yang menantang.

Langkah ini juga mencakup penawaran kesempatan pemindahan penugasan kepada karyawan toko yang terkena dampak penutupan gerai.

QSR Brands dan KFC Malaysia menyatakan bahwa keputusan ini diambil untuk mengelola peningkatan biaya bisnis dan fokus pada zona perdagangan dengan keterlibatan tinggi.

Tindakan boikot terhadap KFC di Malaysia juga mencerminkan fenomena serupa yang terjadi di Indonesia, di mana merek makanan cepat saji asal Barat lainnya juga menjadi sasaran boikot atas konflik Israel di Gaza.

Kedua negara, Malaysia dan Indonesia, didominasi oleh penduduk beragama Muslim yang solidaritasnya dengan Palestina sangat kuat.

Hingga saat ini, belum disebutkan berapa banyak gerai KFC yang terkena dampaknya secara total, tetapi media lokal melaporkan lebih dari 100 gerai ditutup sementara sebagai bagian dari aksi boikot tersebut.

Langkah ini menunjukkan bahwa isu geopolitik dapat memengaruhi bisnis internasional dengan cara yang signifikan, memaksa perusahaan untuk menyesuaikan strategi mereka dalam menghadapi tekanan dari masyarakat dan pasar.***

Editor: Alfareza


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah