Pariwisata tak Lagi Menghasilkan, Masyarakat Seliu Berharap Tambak Udang Segera Beroperasi

- 12 Mei 2024, 18:17 WIB
Lahan bakal tambak udang vaname yang telah di lad clearing di Desa Pulau Seliu, Kecamatan  Membalong,  Belitung.
Lahan bakal tambak udang vaname yang telah di lad clearing di Desa Pulau Seliu, Kecamatan Membalong, Belitung. /Istimewa

INDEKSBABEL.COM, BELITUNG - Proses pembangunan tambak udang vaname di Desa Pulau Seliu, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung terhenti sementara. Pihak investor tengah mengurus perizinan dan menghitung ganti tegakan mangrove di atas lahan yang telah dilakukan land clearing beberapa waktu lalu.

Sebagian besar masyarakat Desa Seliu berharap proyek pengembangan budidaya udang vaname di desa mereka segara dilanjutkan, dalam rangka membangun desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa pulau Seliu.

Rahman, Ketua Kelompok Nelayan Desa Seliu mengatakan, desanya memang tergolong desa yang ekonominya kurang baik sejak pandemi Covid-19 kemarin. Apalagi saat ini banyak nelayan mengeluhkan bahwa harga Kepiting rajungan dan udang anjlok dari harga awalnya Rp100 ribu per kilogram, sekarang tinggal Rp35 ribu per kilogram.

"Kami bukannya anti dengan pemahaman orang lain, namun saat ini yang kami pikirkan bagaimana keberlangsungan hidup waga untuk bertahan dalam situasi ini. Dimana petisi cinta dan peduli dengan Seliu itu. Dimana perwakilan Seliu yang duduk di dewan, yang katanya sudah banyak berbuat untuk pulau Seliu. Coba hal ini ditanggulangi masalah harga kepiting rajungan," ungkap Rahman saat menerima bersilaturahmi Komandan Kodim 0414 Belitung, Letkol Inf Karuniawan Hanif Arridho di balai Desa Pulau Seliu, Sabtu 11 Mei 2024.

Baca Juga: 22 Jam Mendarat di Belitung, Letkol Hanif Tinjau Personelnya di Membalong dan Pulau Seliu

Dikatakan Rahman, saat ini ada investor tambak Udang Vaname masuk ke Desa Pulau Seliu untuk mengembangkan sektor perikanan dan budidaya udang. Investasi ini dirasa cocok sekali sebagai Alternatif peningkatan ekonomi masyarakat desa ini yang dominan bekerja sebagai nelayan.

Namun dikatakan ahman, saat land clearing, di tengah lahan ada mangrove, berupa pohon nyere, gelam, truntung. "Kami tidak paham kenapa itu jadi mangrove, tetapi ketika ada pemeriksaan dari pihak kehutanan, pohon-pohon itu masuk dalam 40 jenis mangrove," kata Rahman.

Sementara itu Kepala Desa (Kades) Pulau Seliu, Edyar mengatakan, saat ini proyek tambak udang vaname di lahan 100 hektare ini terhenti, pihak perusahaan masih proses hitung ganti tegakan. Masuknya investasi tambak udang ini sudah menyerap tenaga kerja lokal 16 orang, namun kini tinggal penjaga malam saja yang masih bekerja.

"Perusahaan kemarin sempat bekerja sebulan saja, lalu banyak pro dan kontra di masyarakat dan aklhirnya terhenti. Kami berharap ini bisa lanjut lagi," katanya.

Halaman:

Editor: Marcus Crisinus Tedja Pramana

Sumber: Indeksbabel


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah