Terobosan Penanganan Kasus Korupsi dan Penambangan Ilegal oleh Asep Maryono di Bangka Belitung

- 12 Juni 2024, 22:42 WIB
Wakil Kajati Bali, Asep Maryono
Wakil Kajati Bali, Asep Maryono /M Hari Balo

INDEKSBABEL.COM, Jakarta - Saat pertama kali bertugas sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Kepulauan Bangka Belitung (Kajati Babel) pada awal tahun lalu, Asep Maryono merasa prihatin dengan kerusakan alam yang terjadi di bumi Serumpun Sebalai.

Dari atas pesawat, Asep dapat melihat dengan jelas lubang-lubang menganga akibat aktivitas penambangan pasir timah secara masif. Kekayaan alam yang melimpah ini bukannya dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Bangka Belitung, melainkan dikeruk untuk memperkaya sejumlah oknum.

Dalam masa baktinya yang hanya 14 bulan, pria berusia 59 tahun ini berhasil membuat terobosan dalam penyidikan kasus pertambangan timah ilegal.

Alumni Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman (FH Unsoed) ini berperan penting dalam memberikan data mengenai kondisi Babel ke Jampidsus.

"Saya mengumpulkan berbagai pendapat dan masukan dari para ahli, termasuk ahli hukum pidana, pertambangan, dan kehutanan. Kami mencoba merumuskan formula dan menemukan alat ukur supaya illegal mining ini bisa dianggap sebagai kasus korupsi karena ada kerugian negara di situ. Dari hasil diskusi dengan para ahli, saya mendapatkan secercah harapan," ujar Asep.

Dalam menyusun strategi hukum, Asep juga berkonsultasi dengan Guru Besar Hukum Acara Pidana Unsoed, Prof. Hibnu Nugroho. Usahanya dalam mengungkap kasus korupsi di wilayah IUP PT Timah Tbk tidaklah mudah dan menemui berbagai hambatan.

Salah satunya adalah ketika seorang pria berseragam mendatangi kantor Asep dan memintanya agar kasusnya dihentikan, yang dinilai Asep sebagai sebuah ancaman.

Tidak hanya Asep yang menerima berbagai upaya penyerangan. Ia menduga istrinya mengalami sakit kulit yang tidak jelas penyebabnya akibat ilmu hitam.

Setelah berkonsultasi dengan tiga dokter yang memberikan diagnosis berbeda-beda, Asep memutuskan agar istrinya tidak datang ke Bangka Belitung untuk sementara waktu.

"Kulitnya mengelupas seperti bekas terbakar sampai menghitam. Kata dokter, istri saya salah makan obat. Padahal, istri saya tidak sedang mengonsumsi obat apapun. Setelah dibawa ke pengobatan di Purwokerto, Alhamdulillah sembuh," cerita Asep.

Halaman:

Editor: Alfareza

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah